Wednesday, October 24, 2012

NAFKAH YANG HALAL UNTUK KELUARGA

Kali ini saya ingin sharing salah satu nasihat dari almarhum kakek. Beliau dahulu sering sekali memberi saya nasihat-nasihat setiap kali kami bertemu. Yah walopun banyak dari nasihat-nasihat beliau kala itu tidak langsung terserap di hati dan pikiran saya.. maklum waktu itu masih remaja dan belum merasa perlu :p
Nasihat kakek ini Ringan tapi Berat, Pendek tapi Panjang.. ('.'  )a

Hah?

Mengapa saya katakan Ringan tapi Berat, Pendek tapi Panjang? karena jika hanya diucapkan dan didengarkan aja memang terasa RINGAN dan PENDEK.. tapi sangat BERAT untuk dilakukan dan sangat PANJANG sekali manfaatnya..

Beliau berpesan kepada saya jika kelak saya punya anak-istri berilah nafkah yang halal untuk mereka, karena jika tidak itu sama dengan saya menyuruh mereka makan sebuah bara api......

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

kebayang nggak jika kita makan sebuah bara api?

Nasihat kakek benar sekali karena suatu hari saya pernah mendengar ceramah seorang ustad yang menerangkan perihal nafkah yang halal utk keluarga. Ustad tersebut mengatakan selain dari turunan karakter orang tua (karena memang anak adalah salinan "blue print" dari orang tua), karakter anak juga dibentuk dari nafkah yg diberikan orang tuanya kepada mereka. Maka jika ada sikap, karakter/sifat, atau tindakan anak yang membuat orang tua tidak berkenan, disarankan sebelum menegur atau memarahi anak alangkah baiknya orang tua intropeksi dahulu... Apakah ada sifat/karakter tersebut jg dimiliki orang tua, atau dahulu saat masih muda jg pernah melakukan hal yg sama kepada orang tuanya. Setelah itu intropeksi tentang cara mendidik anak sudah benar atau belum.. dan yg terakhir namun tidak kalah penting adalah intropeksi tentang nafkah yg diberikan kepada sang anak itu didapat dengan cara halal atau tidak.... Dengan intropeksi terlebih dahulu, maka orang tua bisa memberikan "rasa marah" dan "hukuman" dengan "takaran" yg tepat kepada anak :)

Menurut ustad tersebut kemudian, jangan kaget kalau sekarang banyak anak-anak yang berani membantah orang tua, berani misuhi (ngumpat) orang tua, pakai narkoba, dsb.. ya karena kita sebagai orang tua tidak memberi nafkah yang halal kepada anak, atau setidaknya terselip (baik disengaja ataupun tidak) nafkah yang tidak halal...


. . . . . Ayo monggo kepada seluruh orang tua, kita belajar bareng gimana caranya agar keluarga kita tidak menyentuh apalagi makan bara api meski itu sekecil apapun . . . . .

Mungkin cukup segini saja sharing saya kali ini. Jika ada dari para sahabat yg ingin menambahi saya persilahkan :)

Artikel menarik lainnya :
  • Menghadapi Masalah Rumah Tangga klik disini
  • Memilih Pasangan Hidup klik disini
  • Mengapa Aku Dilarang Ortu? Ortu Tidak Adil klik disini
  • Alasan Dibalik Bikin Blog Ini Adalah... klik disini

Saturday, October 20, 2012

MY WEDDING

Sekedar mengingat sebuah kenangan indah 5 tahun yang lalu... tepatnya 4 November 2007. Yup! apalagi kalo bukan Hari Pernikahan..!!

Kata teman-temanku "ini sih pasangan BEAUTY and the BEAST.." ya aku jawab aja "ndak pa-pa jadi BEAST yg penting kan dapet BEAUTY" wuahahahahaha... malahan ada yg bilang "wah ini sebuah keberuntungan bagi kamu.. tp musibah bagi calon istrimu..." nah gimana coba.... T.T
Tapi setelah aku pikir-pikir ya bener juga seh omongan mereka :p

Sehari sebelum hari H, perasaanku dag dig dug terus bahkan semalaman aku gak bisa tidur. Begitu hari H dan duduk di depan Pak Penghulu.. Jeeedeer!! grogi bin ndredeg stadium akhir ngalahin grogi saat ujian skripsi (padahal skripsi tuh ngadepin 3 dosen penguji, lha ini cuma 1 orang.. pak penghulu aja). Tapi Alhamdulillah semuanya bisa berjalan lancar-lancar saja hingga selesai :)

Beginilah suasana saat-saat indah itu..

wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Sebelum Ijab Qobul

wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Saat Ijab Qobul.. Ini nih saat-saat paling mendebarkan


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Doa bersama setelah Ijab Qobul


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Tanda tangan buku nikah :)


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Mahar


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
Pamer buku nikah :p


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar
My lovely wife


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar


wedding, pernikahan, foto pernikahan, galeri foto, foto ijab qobul, foto pengantin, foto mahar



Lihat juga ya galeriku yang lainnya :
My Son disini
My Beloved Son and Wife disini

Saturday, October 13, 2012

TIPS MENGHADAPI MASALAH RUMAH TANGGA

Assalamu'alaikum

Tidak dipungkiri kalau dalam menjalani kehidupan rumah tangga kadang timbul riak-riak masalah baik itu kecil ataupun besar. kata orang sih itu bumbu kehidupan rumah tangga, tapi kalau tidak tepat penanganannya ntar malah jadi berabe. Ibaratnya kalau makanan jadi terlalu asin atau pedas.. kan jadi tidak enak dimakan.

Nah tips cara menghadapi masalah rumah tangga ini cocok dipelajari terutama bagi pasangan yang baru menikah dan tinggal di pondok mertua indah ( tapi yang sudah lama menikah dan/atau udah punya rumah sendiri juga ndak apa-kok ). Lha pasangan baru kok berantem? ndak mungkin lah.. eiiits.. sapa bilang pasangan baru ndak mungkin berantem? justru pasangan barulah yang rentan terkena masalah, tp bukan bermaksud mendoakan lho ya.. :)


Baca juga :

 Langsung to the point aja ya. So langsung aja cekidot tips-tips nya :

1. PERMASALAH JANGAN SAMPAI KELUAR KAMAR

Usahakan jika ada masalah jangan sampai masalah tersebut keluar dari kamar tidur anda. Dengan kata lain hanya anda dan pasangan anda saja yang mengetahuinya. Orang tua, saudara, apalagi anak-anak anda sebisa mungkin jangan ada yang mengetahui jika anda dengan pasangan anda ada masalah. Bicarakan dan selesaikan permasalahan anda berdua hanya didalam kamar. Disini dituntut kedewasaan anda berdua karena anda harus membicarakan dengan suara dan intonasi yang tidak tinggi serta pengertian dari masing-masing pihak. Juga harus menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik kepada pasangan. Jangan sampai ada orang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya tahu bahwa anda ada masalah karena (maaf) terkadang saran dari pihak lain justru tidak menyelesaikan masalah malah menambah runyam suasana.

Lantas bagaimana harus bersikap di luar kamar? bersikap wajar saja seperti tidak ada apa-apa diantara anda berdua. Sulit? tentu saja.. siapa bilang gampang.. kita harus berakting seperti bintang sinetron profesional nih. Meskipun ada rasa marah atau jengkel kepada pasangan, kita harus tetap tersenyum ke dia, ngobrol, belai rambutnya, mijitin dia (uuuughh.. padahal rasanya pingin ngomel-ngomel plus nampar... hahahaha becanda.. becanda..) Tapi dibalik kepura-puraan anda itu ada keuntungannya lho.. seperti apa? melihat pasangan tersenyum, ngambilin kita minum atau makanan, bercanda dengan kita, dsb bisa me-refresh pikiran dan emosi kita. kita bisa melihat kembali sisi positif atau hal-hal baik dari pasangan kita. Itulah salah satu modal awal yang sangat penting.

Lalu anda harus merubah "hati" anda, maksudnya ialah saat dalam proses ber"pura-pura" ini, jika awalnya anda melakukan sesuatu untuk dia dengan tidak sepenuh hati, maka kali ini lakukan dengan sepenuh hati dan ikhlas. Insyaallah dengan begitu kita akan beranggapan bahwa apa yg pasangan kita lakukan untuk kita adalah dengan keikhlasan juga. Hal itu untuk menumbuhkan benih-benih MAAF di hati kita. Setelah itu kita intropeksi diri masing-masing. Coba renungkan sudah benarkah hal yang telah anda tuduhkan ke pasangan anda, dimana letak kesalahan yang telah anda lakukan serta dampaknya untuk pasangan anda. Namun jangan pernah sekali-kali berpikiran untuk mencari pembenaran dan pembelaan diri. Kemudian kita bicarakan kembali baik-baik dengan pasangan kita hingga masalah tersebut tuntas. Jangan lupa berdoa semoga diberi petunjuk oleh Allah jalan keluar yang terbaik.

2. PERMASALAHAN JANGAN SAMPAI KELUAR RUMAH

Namun jika masalah belum sempat terselesaikan dan akhirnya terlepas keluar kamar sehingga orang tua, sodara, atau anak-anak kita mengetahuinya, usahakan jangan sampai permasalahan tersebut keluar dari rumah. Bagaimana caranya?
 Meskipun orang-orang serumah sudah tahu bahwa anda dan pasangan sedang ada masalah, tetap saja anda berdua tidak diijinkan untuk meluapkan emosi seenaknya saja.. jangan lantas berbicara dengan berteriak-teriak, melakukan kekerasan fisik, atau banting barang kanan-kiri ( ada piring terbang, panci terbang, cobek terbang.. ckckckck) Tetap kembali lakukan cara-cara seperti point no.1 diatas. Jika ada saran dan petunjuk dari orang tua dan sodara, jangan diterima dengan mentah-mentah apalagi saran-saran tersebut ada kesan menyalahkan salah satu pihak.. pilah-pilah dengan bijak

3. PERMASALAHAN SUDAH DIKETAHUI PAPARAZI DAN TETANGGA ^_^a

Nah jika memang permasalahan kita udah jadi konsumsi masyarakat alias tersebar ke telinga tetangga-tetangga kita, jangan panik. Jika masalah sudah selesai sih tidak apa-apa.. lha kalo belum?? kembali aja ke prinsip no. 1.. (lagi-lagi no.1... apaan seh penulis ini...) tapi emang benar kan? emang ada untungnya bagi kita jika kita berantem dengan pasangan sambil diliatin orang-orang gitu?

Baca Juga :

aaaaahhhhh.. selesai sudah menulis tipsnya.. jari sampai keriting nih. Tips diatas silahkan dicoba dan diterapkan siapa tahu bisa berguna bagi teman-teman semua (terutama yang sedang menghadapi masalah rumah tangga.. hehehe..)

NOTE : Tips menghadapi masalah rumah tangga diatas adalah komitmen saya dan istri saya yang telah kami bicarakan dan sepakati berdua dari awal menikah dulu. Alhamdulillah hingga sekarang tiap menghadapi masalah hanya sampai point no.1 dan selalu selesai dalam waktu 1-2 hari saja ^_^v

Wassalamu'alaikum

Friday, October 5, 2012

MENGAPA AKU DILARANG? ORTU TIDAK ADIL...

Pernahkah diantara adek-adek merasa bahwa ortu bersikap kurang adil? sering kali melarang-larang kita? terlalu over protective? Orang tua melarang kita pergi padahal kita sudah berjanji kepada teman-teman bahwa kita akan ikut serta. Jika kita tanya "kenapa?" jawabannya hanyalah "pokoknya bla.. bla.. bla" atau bahkan tidak ada jawaban sama sekali. Wuuuiiits... langsung deh bibir jadi tambah moncong 5 senti.

Atau kita ingin berpacaran dengan si "A" tapi ortu tidak setuju.. segera deh ambil bak dan diisi air mata, nangis semalaman. Atau juga harus pulang tidak lebih dari jam 22.00, Whatssss? padahal bintang tamu konser musiknya nya aja baru naek pentas jam 23.00.

Atau mungkin saat dilarang oleh ortu, adek-adek ada pemikiran "aaaah.. jaman remaja ortu dulu kan beda bila dibandingkan jaman sekarang.." Ya pastilah beda banget geetoohh..

Jika iya, saya sarankan tolong segera dihapus pemikiran dan perasaan seperti itu. Lho kenapa?

Dampak negatif dari salah pergaulan atau salah ambil keputusan baik itu jaman dulu ataupun jaman sekarang adalah sama, yaitu MERUSAK MASA DEPAN. Contohnya seperti mulai dari menurunnya nilai pelajaran, hamil diluar nikah, bahkan bisa juga yang terparah : kehilangan nyawa akibat narkoba, kebut-kebutan, atau tawuran.

Pemahaman bahwa ortu tidak adil, over protective, atau nggak gaul itu dikarenakan adek-adek hanya memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang "anak" saja, padahal disini ada dua sudut pandang yang berbeda yaitu "anak" dan "ortu". Pernahkan adek-adek memandang dari sudut pandang "ortu"? Mungkin sulit bagi adek-adek jika disuruh memandang dari sudut pandang "ortu" tapi akan saya coba memberi contoh gambaran melalui sudut pandang "ortu" dari pengalaman saya sendiri, seperti di bawah ini :

Pernah anak saya, Sinichi (4 thn), melempar-lempar pasir ke udara sehingga banyak debu beterbangan (Menurut saya hal tersebut berbahaya karena pasir dan debu bisa masuk ke matanya, juga bisa masuk ke paru-paru melalui pernafasan. selain itu bisa mengganggu orang disekitarnya). Saya sudah mengingatkan agar dia berhenti hingga 2 kali, yang ketiga kali saya datangi dia dan saya cubit betisnya hingga dia meringis menahan sakit. Saat malam hari ketika dia sudah tertidur, saya tidak sengaja melihat betisnya tepat dimana saya mencubit tadi tampak berwarna kebiruan. Sontak saya terkejut dan menangis melihatnya. langsung saya peluk dan cium dia. Saya benar-benar menyesal, meskipun tidak saya tunjukkan secara langsung ke Sinichi keesokan harinya.

Atau saat Sinichi bermain bersama teman-teman sebayanya disekitar genangan air, saya spontan melarang dia untuk bermain air yang notabene agak kotor tersebut. Dia menuruti apa yang saya larang. Kala teman-temannya gembira bermain air, dia hanya melihat saja. Sinichi tertawa gembira melihat teman-temannya bermain air sambil menggerak-gerakkan tangannya seolah-olah dia ikut memegang air tersebut. Melihat senyum, tertawa, dan tingkahnya yang polos seperti itu hati saya benar-benar sedih sudah melarangnya untuk ikut bermain air. Saya melirik istri saya, terlihat dari cara istriku tersenyum saat melihat Sinichi, saya yakin kalau dia juga memiliki perasaan yang sama seperti saya... SEDIH. Tapi bagaimanapun juga kami harus melakukannya..

Sebenarnya banyak sekali contoh-contoh gambaran dari sudut pandang ortu yang bisa saya berikan tapi cukuplah 2 hal di atas saja yang saya ceritakan. Nah point yang ingin kami berikan kepada adek-adek semua adalah :

  1. Saat ortu melarang, bukanlah "kekuasaan" atau "keegoisan" yang ingin ditunjukkan, melainkan "kasih sayang", "kekhawatiran", dan "perhatian".
  2. Bukanlah rasa "puas" dan "bangga" yang ortu dapatkan sesudah memberi hukuman kepada anak, tapi rasa "menyesal" dan "sedih" yang didapatkan ortu. Apalagi ketika sang anak menangis, sedih, kecewa, atau bahkan kesakitan akibat hukuman ortu. Tapi ortu harus melakukannya demi kebaikan anak meskipun bertentangan dengan perasaannya.

Apakah adek-adek masih menganggap ortu tidak adil setelah membaca sedikit penjelasan tentang perasaan ortu di atas?

Jika adek-adek menghadapi larangan ortu, yang perlu dilakukan pertama kali adalah diam dan tetap berfikir positif. Lalu pikirkan ulang dengan tenang tentang larangan ortu tersebut. Tapi jika adek-adek terlajur emosi dan marah, segera ingatlah 2 point yang saya sebut diatas. Dan yang terpenting dari semuanya adalah BERDOA. Minta kepada ALLAH agar diberi petunjuk dan bimbingan untuk menghadapi masalah ini, Insyaallah adek-adek akan menemukan jalan keluar yang terbaik.

Baca juga sharing yang lain :
  • Menghadapi Masalah Rumah Tangga klik disini
  • Memilih Pasangan Hidup klik disini
  • Alasan Dibalik Bikin Blog Ini Adalah... klik disini